SHARE

Hampir tidak ada element of surprise (kejutan-kejutan) ketika partai-partai koalisi mengumumkan pasangan calon Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres), kita menunggunya tapi kok hanya sekedar kelaziman politik hingar-bingar.

Politik Merangkul

Kemarin petang, sepintas menyimak cuitan salah satu simpatisan yang menuding kaum non nasionalis yang tak berkeringat kebelet kuasa. Sementara sebaliknya mengasosiasikan atau menyimbolisasikan pihaknya lah yang paling nasionalis yang harus dimenangkan.

Inilah bukti pendekatan kolonial, nasib Pemilu nyata masih saja memfokuskan diri pada persengketaan, kampanye bahaya politik kebencian, mengilustrasikan Pemilu sebagai perang saudara mempertentangkan imitasi, emas, peraknya dan atau tebal-tipisnya nasionalisme. Padahal tidak dapat dijelaskan secara lebih lugas, dan tegas seperti apa parameternya, bagaimana pembuktian kriteria segi dan kadar kontribusinya? berbangga diri pada warisan simbolisme? Sementara lain sisi mengabaikan keruntuhan moral lain berbangsa.

Munafiqun! Nasionalisme tanpa ketulusan, tanpa kejujuran substansial, kita harus menolak cara-cara politik yang membuahkan kesialan berbangsa dan bernegara. Politik yang saling menyangkal militansi lokal satu sama lainnya. Hasrat politik bersiasat muslihat menggunakan nada-nada miring politik identitas, gairah rasisme. Pertengkaran politik yang menyelipkan muatan SARA, mengarah pada blok identitas dikelola sebagai jalan kemudahan mencapai kepentingan pragmatisme elektoral.

Koalisi-koalisi partai, dipersilahkan bertekad memenangkan skuad Capres-Cawapresnya tentu saja. Namun yang perlu dicatat dan digaris bawahi agar menjaga keruntuhan moralitas berbangsa dalam kontestasi. Dengan Pilpres shantui yang harus dalam kondisi yang tenang, Pemilu damai, pesta demokrasi yang menggembirakan, dibawa asik, menjaga persatuan dan kesatuan dengan tidak menggunakan politik kebencian. Tidak kegenitan membawa arus irasionalitas Kadrun versus Kampret lagi seperti kala. Kita mendambakan itu, kita garis bawahi ini karena menyangkut keselamatan rakyat secara keseluruhan.

Kita ingin elit-elit politik fair, tidak main baperan. Tapi menampilkan dinamika kosmetika politik yang lebih mengandalkan kandidasi paslon dalam konteks membangun kemajuan negara, membangun nuansa transisi yang baik dengan memperbincangkan fundamental political changes yang memproyeksi ril pembangunan bangsa yang modern, adil makmur, dan sejahtera ke depan.

Mujammin Jassin
Wakil Pimred Carapandang


Halaman :
Tags
SHARE