SHARE

Hampir tidak ada element of surprise (kejutan-kejutan) ketika partai-partai koalisi mengumumkan pasangan calon Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres), kita menunggunya tapi kok hanya sekedar kelaziman politik hingar-bingar.

Proposal Baru

Kecuali hanya pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang signifikan gegap gempita, variabel kelompok baru muncul yang berani membelah diri dari stagnasi atau kebiasaan tata dunia kekuasaan yang kini berlangsung. Wujudnya yang spektakuler adalah mengusung tawaran kebaruan visi perubahan.

Hanya pasangan AMIN yang berpendirian menunjukkan diferensiasi politik yang ‘agresif’ perubahan. Agenda perubahan di atas kertas seperti terbaca dalam a,b,c visi-misinya yang pada inti garis besarnya rancang bangun atau cikal bakal untuk memasuki babak baru Indonesia negara maju, adil, makmur. Jawaban yang mampu bawa Indonesia berkelas dunia yang diidam-idamkan. Meski agak dibungkus dilema, susah menjelaskannya karena belum secara tegas meletakkan posisi etisnya dengan keluar-cabut dari Kabinet pemerintahan.

Proposal paslon ini benarkah tekad ingin bawa next level Indonesia seperti yang tersiratkan, melalui corak politik semua untuk semua, seperti terdahulu yang ditegaskan Bung Karno. Menjadi gelombang perubahan nasib yang membawa kebaikan yang lebih baik bagi seluruh rakyat bangsa republik Indonesia. Menihilkan disparitas ketimpangan, kemakmuran dirasakan oleh semua warga negara. Kesetaraan terhadap akses layanan publik, kebebasan berpendapat di muka umum, setiap anak bangsa mendapat hak dan perlakuan yang sama di depan hukum tanpa terkecuali.

Konsep perubahan yang mengandung kadar ilmu-moral dan komitmen menata yang tertinggal. Sangat realistis mengatasi kompleksitas persoalan sosial kemasyarakatan, masalah bangsa kedepan dan kelemahan pokok pengelolaan kekuasaan pada fase-fase akhir.

Benar-benarkah menghadirkan substansi kesetaraan dan keadilan, solusi pengentasan kemiskinan, perbaikan tata penyelenggaraan negara yang prakteknya semrawut, orientasi pembangunan yang masih tidak selaras dengan kebutuhan nasional dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote, karena Indonesia nusantara bukan hanya jawa sentris.

Halaman :
Tags
SHARE