SHARE

Arif Yudistira

Kontinyu

Melalui siaran pers nomor 59/A6/II/2022, Kemenristekdikbud ia mengatakan bahwa “efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan strategi kurikulum secara lebih komprehensif”. Wacana perubahan kurikulum di masa Nadiem Makarim memang telah mencuat. Perubahan kurikulum ini disusun agar menjembatani kondisi pendidikan di era normal dengan era pandemi. Kebijakan perubahan kurikulum dianggap sebagai strategi agar pendidikan Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Kurikulum merdeka atau prototype adalah kurikulum sebagai kelanjutan dari kurikulum darurat yang diterapkan di masa pandemi. Pada kurikulum merdeka, pemerintah memberi kebebasan kepada sekolah untuk memilih tiga pilihan diantaranya ; kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototype atau kurikulum merdeka.

Uji coba kurikulum merdeka memang sudah dilakukan pemerintah dengan menerapkan di kurang lebih 2500 sekolah di berbagai tingkatan. Kurikulum merdeka diharapkan menjadi solusi atas berbagai problem pendidikan di masa pandemi. Kurikulum merdeka lebih menekankan pada kreasi sekolah dan juga daerah untuk mengeksplore lebih jauh rancang bangun sekolah yang akan disesuaikan dengan kultur daerah dan juga bagaimana pendidikan daerah juga akan disusun.

Berbagai macam kultur dan karakter manusia Indonesia yang menyebar dari Aceh sampai Papua memang membutuhkan kurikulum yang tidak meniadakan potensi dan karakter dari tiap daerah. Kurikulum merdeka diharapkan menjadi wadah untuk mengembangkan dan memfasilitasi potensi pengembangan pendidikan dan sumber daya manusia di tiap daerah.

Dengan fleksibilitas dan juga sistem yang lebih mudah, kita berharap kurikulum merdeka bisa membuat pendidikan menjadi lebih maju dan berkembang. Kita berharap daerah melalui dinas pendidikan dan sekolah bisa berkreasi lebih jauh dengan kurikulum merdeka ini.

Halaman :