SHARE

Ilustrasi by Roby

Hasrat yang kuat ini juga pernah dialami saat Partai Golkar saat mengusung Aburizal Bakrie sebagai Capres 2014. Namun, hasrat itu tidak terwujud dan Partai Golkar harus merelakan diri hanya masuk dalam barisan Koalisi Merah Putih (KMP) untuk memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Penyebab, kegagalan Aburizal Bakrie  dicalonkan sebagai Capres salah satunya, terjadi perpecahan di internal partai beringin itu. Selain itu, elektabilitas Aburizal juga  terjun bebas-  ini disebabkan karena sejumlah kasus yang menyeret namanya, kasus yang paling mendapatkan perhatian besar adalah kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Dari kasus tersebut tingkat kepercayaan masyarakat kepada Aburizal semakin jeblok, sehingga akan sangat berat jika dipaksakan untuk masuk dalam gelanggang Pilpres. Di awal secara perhitungan sudah kalah telak jika melawan Prabowo dan Jokowi.

Bagaimana dengan Airlangga?. Memang hingga saat ini di internal Partai Golkar tidak terlihat ada perpecahan. Bahkan, Airlangga dianggap sebagai sosok yang mampu  mempersatukan faksi-faksi di tubuh Partai Golkar.  Hal tersebut dapat dilihat dari suskesnya Airlangga terpilih sebagai ketua umum Golkar secara aklamasi, baik di Munas 2017 ataupun di Munas 2019.

Namun, apakah dengan modal  itu sudah cukup?. Sebab jika mengacu pada sejumlah lembaga survei Airlangga bukanlah Capres yang memiliki potensi besar untuk memenangkan Pilpres 2024. Elektabilitasnya sangat jauh tertinggal dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranomo, apalagi Prabowo.  Misalnya melihat hasil survei yang dilakukan oleh  Lembaga Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) elektabilitas Airlangga Hartarto masih di bawah  1 persen, yakni 0,6 persen.

Posisi tertas kokoh ditempati oleh  Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dengan tingkat elektabilitas sebesar 22,7 persen. Kemudian disusul oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yakni 22,5 persen dan 15,2 persen.

Survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 8-16 Desember 2021. Pengambilan sampel secara random dari 2024 responden. Margin of eror survei kurang lebih 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Apakah elektabilitas Airlangga bisa merekot tinggi mengejar ketertinggalannya?.  Menurut hemat penulis masih sangat berat- sebab hati masyarakat terlihat hanya fokus dengan tiga nama, yakni Anies, Prabowo dan Ganjar. Hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah survei yang dilakukan sejumlah lembaga hanya tiga nama tersebut yang menempati tingkat elektabilitas teratas

Halaman :
Tags
SHARE