SHARE

Kini lega, lembah Bromo diwartakan kembali menghijau, terbayang hamparan ilang-ilang, anggun gemulainya rerumputan, rimbunan pesona kuncup edelweis dari batang-batang keringnya yang penuh makna filosofis, bunga keabadian, bunga cinta dan keberanian begitu

Baca Kembali

Peradaban akan terus bergerak maju, bila selain terus menyegarkan kembali memori dengan harta karun A, B, C partai yang menjadi jangkarnya segala sikap-laku-tindakan politik kader. Paradigmatik penting juga adalah konsistensi terus menyanjung idealisme sehingga pada akhirnya membawa merangsek naik kelas ke lini tengah Indonesia kedepan.

Agar usia tidak sekedar seremonial, menginspirasi, tetapi juga berimplikasi alarm pengingat bagi yang diam-diam memendam dusta politik nilai yang bernas NasDem. Karena hal paling esensial, datangnya arus besar, gerakan restorasi Indonesia yang diusung partai NasDem. Ikrar lahirnya seperti pengobat sakit menahun yang selama berabad-abad lamanya membuat politik terjerembab.

Tentu saja banyak ekspresikan yang telah dikonkritkannya yang out of the box. Terutama semenjak itu budaya upeti politik diterabas, NasDem benar-benar menghina keserakahan tradisi politik lama, diluluhlantakkannya melalui politik “Tanpa Mahar”. Dan kita tahu ‘mahar politik’ itu nilainya fantastis? Tidak cukup meski aset warisan nenek-moyang kita habis terjual. Mahar politik yang membuat aura demokrasi menjadi yatim piatu. Mahar mainan politik musiman sehingga pencairannya melahirkan pemimpin-pemimpin, politisi-politisi sulapan yang sama sekali tidak punya kepantasan!

Nalar politik upeti yang selama semacam telah menjadi cairan baja yang dipetieskan, menggumpal keras dalam daulat pasar politik negeri selama ini. Tak ada dalil yang maha kuasa selain kemudahan jalan pintas politik melalui sebuah transaksi! Pusaran politik – kekuasaan dibuat seperti belenggu industri. Anda genuine? Memiliki sederatan gelar depan dan belakang nama? Tak berarti apa-apa, keistimewaan akses politik selain yang genesis borjuasi seseorang yang lahir dari bergelimang kemegahan dan kemewahan. Kecuali itu! Anda adalah manusia kelas dua (buruh politik) yang nekad dengan segala utopia-utopia.

Dan, kesenjangan sebuah pemikiran dengan ril praktek berpolitik yang seolah telah membudaya di atas, oleh NasDem dibuatnya tanpa syarat! NasDem ogah ikut-ikutan praktik nir etika politik bancakan. Semangat anti korupsi NasDem tersirat wujudnya!

Seperti kata presiden Jokowi, NasDem pakai ‘filsafat berlari’, cepat, cepat, dan cepat. Tiba-tiba menunjukkan sikap dengan dimajukannya Anies Rasyid Baswedan dalam bursa calon Presiden. Keputusan yang tergolong berani menjelaskan posisi, dikesampingkannya soal lain jika setelah nanti akan terima implikasi-implikasinya. Pengorbanan menyadari bagaimana mungkin partai politik harus terus berada dalam dilema keragu-raguan. Dan yang terpenting, sejak itu betapa beruntungnya kita, tidak lagi meraba-raba dalam gelap, dan sangat abu-abu.

Partai NasDem patut di acungi jempol telah menyajikan keadaan empirik, menjawab pertanyaan-pertanyaan inti yang menimbun kepala publik. Menciptakan iklim politik nasional yang tidak lagi situasional. Artinya disini NasDem merekonstruksi total bangunan demokrasi yang hingga hari ini belum menunjukkan substansinya.

NasDem telah memisahkan diri dari drama “politik bermuka dua”, bahkan telah berhasil menengahi ekstremitas dengan penyederhanaan mana kubu tradisional yang percaya dengan narasi tradisional dan kubu revolusioner yang melihat politik religiusitas dengan disiplin-disiplin ilmu, kondisi dan literatur-literatur kekinian. NasDem menderek ke tengah Anies menjaga republik dari stigmatisasi politik identitas ekstrem kanan yang terlanjur di klasterisasikan sedemikian buruk.

Disini, tanpa basa-basi, sebagai generasi muda saya taruh hormat pada yang luhur, Surya Paloh. Tak penting jadi apa bagi dirinya, ia mengantar orang-orang menyeberang samudera untuk menjadi besar. Sang republikan yang membuming sebagai matahari restorasi, politisi kawakan, sejak perjaka ia telah bergumul dalam pasir dan debunya politik. Dari sekian waktu perjalanannya, banyak julukan yang disematkan menambah beratkan bobotnya. Yang paling mutakhir disebut-sebut sebagai sang orator. Namun rasa-rasanya ia menurutku “belum bisa 100 persen” dalam dunia politik karena disisihkan oleh politik bermuka dua tadi.

Laku Surya Paloh, penggagas gerakan perubahan restorasi indonesia mengingatkan kita pada keparipurnaan Tjokroaminoto – gurunya para tokoh bangsa – yang mau menyediakan ruang lapang di belakang rumahnya sebagai tempat diskusi bersama dengan anak-anak muda. Yang dengan tangan terbuka menyediakan dirinya, mentransformasi segala macam kekayaan pengetahuan politiknya. Tak hanya berswafoto, ingin sekali punya isi kepala sepertinya yang sarat dengan gagasan (ide-ide brilian), pembangun keadaban politik dan bertindakan bajik meskipun bersahabat dengan badai.

Terakhir harap, di parlemen, fraksi partai NasDem tetap menjadi role model bagi partai-partai tua yang sekalipun sudah lama lebih dulu merumput di Senayan. Predikat keterbukaan informasi publik, sekaligus menampung aspirasi penghargaan yang harus terus bersanding pada partai NasDem. Membuat semua kerja-kerja politik para spartan restorasi bagai berada dalam aquarium, transparan, terukur dan dapat di kawal (evaluasi). Apakah ia tukang bolos? Alpa? Atau hanya pasif saja.

Sedikit lagi ceritera nostalgia belasan tahun silam, kenal nama NasDem sebelum riuh diperbincangkan. Senang hati pernah memilih tugas yang ringan sebagai agitator, berjuang cuap-cuap sebarkan narasi restorasi saja meski sempat ingin didapuk menjadi ketua Liga Mahasiswa NasDem Malang Raya awal-awal. Kemudian pernah lama menyusuri bidak-bidak Gondangdia, mengurus segala hal termasuk mengkliping koran pergerakan Komite Liga Pusat. LMN tulang punggung yang menjernihkan kaum muda agar tidak a politik.

Belum banyak berkarya untuk NasDem, gugup meringkasnya lantaran terlalu besar. Mari membuang tabu bung! Mutlak! NasDem semakin menggelora berkedudukan di tiga besar kedepan. Semoga! Salam Restorasi! Salam olahraga visca Barca!

Mujammin Jassin

Halaman :
Tags
SHARE