SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Harga emas dunia tercatat melonjak tajam pada akhir penutupan perdagangan Jumat (12/1/2024). Hal ini terjadi di tengah gejolak pasar khususnya dalam hal inflasi Amerika Serikat (AS) yang menguat.

Dilansir dari Refinitiv, harga emas di pasar spot pada penutupan perdagangan Jumat, tercatat menguat 0,94% ke angka US$2.047,17 per troy ons.

Sedangkan secara mingguan, harga emas mengalami apresiasi sebesar 0,16%. Hal ini berbanding terbalik dengan pekan sebelumnya yang justru mengalami depresiasi sebesar 0,83%.

Harga emas menguat dalam dua hari beruntun yakni Kamis dan Jumat khususnya setelah AS merilis data inflasinya yang variatif.

Tercatat data inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) periode Desember 2023. Inflasi Paman Sam padaakhir 2023 naik menjadi 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya sebesar 3,1% pada November 2023.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam pada Desember 2023 juga naik menjadi 0,3%, dari sebelumnya sebesar 0,1% pada November 2023.

Berbeda halnya dengan inflasi inti AS yang tercatat sedikit melandai menjadi 3,9% yoy dari sebelumnya pada November 2023 sebesar 4% yoy.

Kendati inflasi CPI mengalami kenaikan, namun pasar menilai inflasi diperkirakan akan turun dalam beberapa bulan mendatang karena harga sewa pasar telah turun, menurut Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics. Dibutuhkan waktu agar dinamika tersebut dapat dimasukkan ke dalam perhitungan inflasi Departemen Tenaga Kerja, tambahnya.

Tidak sampai disitu, pada Jumat pekan ini juga dirilis data inflasi produsen (Producer Price Index/PPI) yang lebih rendah 0,1% mtm namun sedikit naik menjadi 1% yoy.

Angka tersebut masih di bawah ekspektasi pelaku pasar yang meyakini PPI secara tahunan naik menjadi 1,3%.

Di tengah inflasi yang masih cukup mix, tetapi pelaku pasar masih meyakini bahwa bank sentral AS (The Fed) akan memangkas suku bunganya pada 2024.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, 75,4% pelaku pasar berekspektasi The Fed akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) pada Maret 2024 dan di akhir tahun 2024, suku bunga acuan The Fed berada di level 3,5-3,75%.

Hal ini yang membuat harga emas akhirnya merangkak naik mengingat ketika suku bunga acuan menurun, maka indeks dolar AS (DXY) berpotensi mengalami depresiasi dan harga emas dunia menguat. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE