SHARE

CARAPANDANG - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengharapkan produk kerajinan kulit seperti sepatu, tas, serta jaket khas Garut bisa memiliki kualitas bertaraf internasional melalui Rumah Produksi Bersama (RPB).

Dirinya menyampaikan lewat RPB Komoditas Kulit yang baru saja ia resmikan di Garut, Jawa Barat, pada Sabtu bisa membantu para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat bersaing dengan produsen kulit asal Virenze, Italia.

"Karena kiblat mode kulit itu ada di Italia, dan kita bisa meniru dan mengarah ke sana," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurutnya, fasilitas rumah produksi itu diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan ekosistem kulit di Kabupaten Garut, sehingga kualitas produksinya bisa terkenal di mancanegara, serta agar bisa membantu pelaku UMKM naik kelas.

"Dengan adanya RPB, produk hilirnya sudah harus berkelas dunia," katanya.

Dirinya mengakui, meski kerajinan kulit Garut sudah berusia lebih dari 100 tahun, atau sama dengan usia kerajinan kulit Italia, namun secara kualitas, dan merek masih jauh tertinggal.

Ia menilai hal tersebut terjadi karena UMKM di Indonesia masih menggunakan peralatan seadanya, sehingga kesulitan untuk mengejar ketertinggalan dengan para produsen kulit di Italia.

"Cara produksi UMKM itu masih sederhana. Dengan adanya alat-alat produksi modern di RPB, diharapkan produk UMKM semakin berkualitas," kata Menteri Teten.

Teten mengatakan RPB yang baru saja ia resmikan memiliki fasilitas modern yang bisa membantu para pelaku UMKM di komoditas kulit memaksimalkan produknya, sehingga bisa di ekspor ke luar negeri.

Ia mengatakan fasilitas yang telah diberikan, harus dijaga sebaik mungkin, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

"Kita juga harus memelihara dan terus memodernisasi alat karena industri terus berkembang. Sehingga, RPB tidak akan mengalami penuaan, tapi terus berkembang," katanya.


Tags
SHARE