SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Harga emas kembali mencetak rekor baru. Rally pada harga emas juga belum berhenti dengan menguat selama lima hari beruntun. Penguatan emas jelang penutupan tahun didorong dari penantian penurunan suku bunga The Federal Reverse (The Fed) Amerika Serikat (AS) pada tahun depan.

Pada perdagangan Rabu (27/12/2023) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,51% di posisi US$ 2077,16 per troy ons. Harga tersebut menjadi rekor baru dan menumbangkan catatan sebelumnya di harga US$ 2.070,9 pada 1 Desember lalu. Dengan demikian, harga emas sudah mencetak rekor dua kali bulan ini.

Sebelum Desember, rekor terbaik emas adalah pada 6 Agustus 2020 yakni US$ 2.063,19 per troy ons.

Harga emas masih berlari kencang pada hari ini.  Pada pukul 06.13 WIB Rabu (28/12/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,08% di posisi US$ 2078,92 per troy ons.

Emas mencapai level tertingginya dalam tiga minggu pada perdagangan Rabu sejalan dengan meningkatnya optimisme pasar mengenai kebijakan dovish bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (Teh Fed) pada tahun depan. Optimisme itu membuat dolar jeblok dan imbal hasil US Treasury AS jatuh.

Pada perdagangan Rabu (27/12/2023) indeks dolar AS anjlok 0,47% d level 100,98. Indeks dolar mencapai level terendah dalam lima bulan, dan mencatat penurunan tahunan pertama sejak tahun 2020, membuat emas batangan lebih menarik bagi pembeli luar negeri. Patokan imbal hasil Treasury AS 10 tahun juga menyentuh level terendah sejak 24 Juli berada di level 3,79%.

Patokan harga emas London naik ke level tertinggi sepanjang masa di level US$2,069.40 per troy ounce, melampaui rekor sebelumnya yang dicatat pada Agustus 2020, menurut London Bullion Market Association.

"Memasuki tahun baru, bank sentral di seluruh dunia sepertinya akan menurunkan suku bunga dan dengan itu, emas tidak akan punya apa-apa selain keuntungan," ujar Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, dilansir dari Reuters.

The Fed bersiap memulai tahun baru dengan sinyal pemangkasan suku bunga setelah tekanan inflasi AS sudah mulai menurun. Inflasi AS melandai ek 3,1% (year on yar/yoy) pada November, mendekati target Teh Fed di kisaran 2%.

Data inflasi yang lebih dingin memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed padaMaret 2023. Perangkk tCME FedWatch memperkiakan pelaku pasar kini memperkirakan peluangnya sekitar 90% untuk pemangkasan di Maret.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE