SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Harga emas menguat di awal perdagangan hari ini, melanjutkan penguatan enam hari beruntun. Harga emas terus mengalami penguatan seiring meningkatnya permintaan safe-haven di tengah konflik Timur Tengah.

Pada perdagangan Rabu (21/2/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,07% di posisi US$ 2024,99 per troy ons. Harga emas bertahan di psikologis US$2.000 per troy ons setelah sempat jatuh ke level psikologis US$1.900 pada perdagangan 16 Februari 2024.

Sementara, hingga pukul 06.30 WIB Kamis (22/2/2024), harga emas di pasar naik 0,04% di posisi US$ 2025,89 per troy ons.

Harga emas naik tipis pada perdagangan Rabu karena konflik Timur Tengah meningkatkan permintaan safe-haven. Faktor ini membantu emas untuk tidak melemah di tengah rilis risalah pertemuan terbaru The Federal Reserve (The Fed) yang mengurangi harapan penurunan suku bunga lebih awal.

Masih ada ketegangan akibat perang Israel-Hamas, yang membatasi pasar emas, menurut Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metal, kepada Reuters.

Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran terus melakukan serangan terhadap jalur pelayaran di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab, dengan setidaknya empat kapal lagi terkena serangan drone dan rudal sejak Jumat.

Emas batangan dianggap sebagai nilai lindung terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, sementara suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Pada Kamis dini hari waktu Indonesia (22/2/2024), The Fed telah merilis FOMC Minutes atau risalah rapat mereka pada Januari lalu. Risalah ini diharapkan bisa menjadi petunjuk bagi pelaku pasar mengenai kebijakan suku bunga ke depan.

Dalam risalah tersebut, pejabat The Fed kembali mengindikasikan pada pertemuan terakhir mereka bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan menyatakan optimisme dan kehati-hatian terhadap inflasi.

Keputusan pemangkasan suku bunga akan diambil jika pejabat The Fed memiliki keyakinan yang besar bahwa inflasi terus melandai.

"Sebagian besar partisipan menekankan risiko jika melonggarkan stance kebijakan lebih cepat dan menekankan penting untuk menilai data-data mendatang dengan hati-hati untuk memastikan apakah inflasi memang akan berlanjut turun ke 2%," tulis FOMC, dikutip dari CNBC International.

The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga dana federal pada bulan Juni 2024, menurut mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters.

"The Fed tidak akan memangkas atau menaikkan suku bunga, jadi saya pikir ada potensi kenaikan pada emas," ujar Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, kepada Reuters.

The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga dana federal pada Juni 2024, menurut mayoritas ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Emas kemungkinan akan tetap berada dalam kisarannya, pasar saat ini akan melihat pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada pekan depan dan kemudian data gaji serta kesaksian Jerome Powell di Kongres pada awal Maret.

Sementara indeks dolar melemah 0,07% di level 104, pada perdagangan Rabu (21/2/2024), menjadikan emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih menarik bagi pembeli luar negeri.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE