SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Harga emas tetap menguat meski bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) belum memberi sinyal pemangkasan suku bunga pada Maret mendatang.

Pada perdagangan Rabu (31/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,16% di posisi US$ 2039,32 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 06.00 WIB Kamis (1/2/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,04% di posisi US$ 2040,05 per troy ons.

The Fed pada Kamis dini hari waktu Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga di level 5,25%-5,50% untuk pertemuan keempat berturut-turut, sejalan dengan perkiraan para pelaku pasar.

The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.
"Komite sangat berkomitmen untuk membawa inflasi ke target sasaran 2%. Inflasi sudah melandai dalam setahun terakhir tetapi kamu masih memberi perhatian penuh terhadap risiko inflasi" tutur pernyataan The Fed dalam situs resminya.

Keinginan pelaku pasar melihat pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat sepertinya belum akan terwujud.Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers, Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, mengatakan jika ekonomi AS saat ini masih sangat kuat.
Dengan ekonomi dan inflasi AS yang masih kuat, Powell menegaskan jika The Fed belum cukup percaya diri untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Maret mendatang.

Pernyataan The Fed sebelumnya, yang dikeluarkan pada Desember 2023, mengatakan akan mempertimbangkan "penguatan kebijakan tambahan", dengan bahasa yang mengecualikan pertimbangan penurunan suku bunga. Pernyataan tersebut merupakan pukulan bagi investor yang memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai pada awal Maret 2024.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.

Indeks dolar dan imbal hasil US Treasury tetap melemah meski The Fed belum mengindikasikan pemangkasan suku bunga. Indeks dolar ke possi 103,274 pada perdagangan kemarin, melemah dibandingkan Rabu di posisi 103,397.

Imbal hasil US Treasury melandai ke 3,965% dari 4,057% pada Rabu. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE