SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Harga emas bergerak lebih tinggi pada awal perdagangan hari ini, jelang pertemuan The Federal Reverse (The Fed) dan gejolak Timur Tengah yang belum kunjung mereda.

Pada perdagangan Senin (29/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,66% di posisi US$ 2031,58 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 05.30 WIB Selasa (30/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,01% di posisi US$ 2031,82 per troy ons.

Emas menguat pada perdagangan Senin karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven, sementara pasar juga sedang menunggu keputusan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) pada akhir pekan ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga AS yang pertama pada tahun ini.

Washington sedang mempertimbangkan tanggapannya terhadap serangan mematikan pertama terhadap pasukannya di Timur Tengah sejak perang Gaza dimulai setelah serangan pesawat tak berawak di timur laut Yordania pada akhir pekan menewaskan tiga prajurit AS dan melukai sedikitnya 34 orang.

"Hal ini telah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah lebih tinggi lagi, dan itulah yang menyebabkan uang berpindah ke pasar emas dan perak berdasarkan permintaan safe-haven," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, dilansir dari Reuters.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun merosot 2,1% di level 4,07% pada perdagangan Senin (29/1/2024), sehingga meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan mengambil keputusan mengenai penetapan suku bunga pada hari Rabu waktu AS, yang dimana diprediksi akan bersikap dovish seperti keputusan suku bunga pada pertemuan bulan Desember tahun lalu.

"Pertemuan FOMC ini akan menunjukkan beberapa panduan mengenai kapan penurunan suku bunga pertama mungkin dilakukan, dan apakah Fed akan cenderung dovish atau hawkish pada kebijakan moneternya," ujar Wyckoff, dilansir dari Reuters.

Data minggu lalu menunjukkan pertumbuhan moderat pada harga-harga minyak AS pada bulan Desember 2023, menjaga inflasi tahunan di bawah 3% selama tiga bulan berturut-turut dan berpotensi memungkinkan The Fed untuk mulai memangkas suku bunga tahun ini.

Ketidakpastian terhadap perekonomian dan penurunan suku bunga AS dapat mendorong rekor harga emas pada tahun 2024.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE