SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Harga emas melemah pada awal perdagangan hari ini, setelah mengalami penguatan empat hari sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (19/2/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,22% di posisi US$ 2017,63 per troy ons. Harga emas bertahan di psikologis US$2.000 per troy ons setelah sempat jatuh ke level psikologis US$1.900 pada perdagangan 16 Februari 2024.

Sementara, hingga pukul 06.00 WIB Selasa (20/2/2024), harga emas di pasar spot bergerak melemah 0,01% di posisi US$ 2017,39 per troy ons.

Harga emas mencapai level tertinggi dalam hampir seminggu pada perdagangan Senin karena dolar AS sedikit melemah dan konflik di Timur Tengah mendukung daya tarik emas sebagai safe-haven.

Indeks dolar AS melemah 0,03% di level 104,26 pada perdagangan kemarin Senin (19/2/2024) setelah sebelumnya sempat menguat mendekati level 105. Melemahnya mata uang AS membuat logam yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Perdagangan hari ini diperkirakan akan sepi karena sebagian besar pasar AS tutup karena libur Hari Presiden.

"Emas mengambil keuntungan dari penurunan dolar AS dan juga meningkatnya ketegangan baru di Timur Tengah," ujar Carlo Alberto De Casa, analis pasar di Kinesis Money, dikutip dari Reuters.

Harga emas ditopang oleh kembali tegangnya kondisi di Timur Tengah. Israel diperkirakan akan melanjutkan operasi militer skala penuh di Gaza selama 6-8 minggu ke depan seiring dengan persiapan untuk melakukan invasi darat ke kota paling selatan di wilayah kantong tersebut, Rafah, menurut empat pejabat yang mengetahui strategi tersebut.

Sebuah kapal kargo yang terdaftar di Inggris dilaporkan diserang di Selat Bab al-Mandab di lepas pantai Yaman pada hari Minggu dan badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris melaporkan awak kapal meninggalkan kapal di lepas pantai Yaman setelah terjadi ledakan.

Selain perang, pelaku emas juga menunggu rilis pertemuan Federal Open Market Committee atau FOMC Minutes Januari 2024, yang akan dirilis pada Rabu besok. Risalah ini diharapkan bisa menjadi petunjuk lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga, yang akan mengurangi opportunity cost untuk memegang emas batangan.

Menurut CME Fed Watch Tool, pasar memperkirakan peluang pemotongan suku bunga sebesar 74% pada bulan Juni 2024.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE