SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada Jumat pekan ini (1/3/2024). Harga emas terbang setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) melemah sehingga meningkatkan optimisme mengenai pemangkasan suku bunga di AS.

Merujuk pada Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.083,39 per troy ons pada Jumat (1/3/2023). Harga sang logam mulia terbang 1,96%. Posisi penutupan kemarin adalah yang tertinggi sepanjang masa.

Rekor tersebut mengalahkan catatan sebelumnya yakni US$ 2.077,16 per troy pada 27 Desember 2023.
Harga emas sudah pecah rekor sebanyak tiga kali dalam kurun waktu tiga bulan terakhir yakni pada pada awal Desember 2023 di US$ 2.070,9 per troy ons kemudian pada 27 Desember 2023 dan kemarin.

Kenaikan sebesar 1,96% pada perdagangan kemarin juga menjadi yang tertinggi sejak 13 Desember 2023 atau hampir tiga bulan terakhir.

Dalam sepekan, harga emas terbang 2,34%. Kenaikan dalam sepekan tersebut menjadi yang tertinggi sejak akhir Desember 2023.

Harga emas terbang setelah data ekonomi AS menunjukkan perlambatan. Laju manufaktur yang terekam dalam ISM Manufacturing PMI secaratak terduga jatuh ke 47,8 pada Februari, dari 49,1 pada Januari 2024. Indeks jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 49,5.

Sebelumnya, Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi PCE pada Januari lalu naik tercatat 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mencapai 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka bulanan lebih tinggi dari periode Desember 2023 yang tumbuh 0,1%, namun secara tahunan lebih rendah dari Desember 2023 yang tumbuh 2,6%.

Angka ini juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, yang memperkirakan inflasi PCE tumbuh 0,3% (mtm) dan 2,4% (yoy).
Sementara untuk inflasi PCE inti,yang tidaktermasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, juga kembali naik menjadi 0,4% dan tentunya sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.

Hal ini membuat pelaku pasar telah memundurkan ekspektasi penurunan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Juni 2024.

Data inflasi yang melambat juga membuat indeks dolar AS dan imbal hasil US Treasury jatuh.
Indeks dolar jatuh ke 103,86 atau terendah sejak 1 Februari 2024. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun ambruk ke level terendah dalam tiga minggu ke 4,18.Dolar yang melemah membuat emas semakin terjangkau untuk dibeli sehingga meningkatkan pembelian. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya imbal hasil US Treasury membuat emas lebih menarik.

Analis independen Tai Wong menjelaskan harga emas melonjak karena pelaku pasar optimis The Fed akan segera memangkas suku bunga.

"Ada aksi pembelian emas secara terus menerus karena data ekonomi lebih buruk dibandingkan ekspektasi," tutur analis independen Tai Wong. dilansir antaranews.com

Tags
SHARE