"Yang itu nanti menjadi patokan dia bisa diterima di sekolah mana, di perguruan tinggi mana karena masing-masing sekolah itu punya standar NEM. Khususnya untuk sekolah ini nilainya berapa dan seterusnya yang memang itu menjadi bagian dari sejarah kita," katanya, menjelaskan.
Kemudian ada pula ujian nasional. Di mana ujian nasional ini menjadi penentu kelulusan. Kemudian dievaluasi ujian nasional tidak menjadi penentu kelulusan.
Dilanjutkan, di era mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim yakni Asesmen Nasional (AN). Di mana, menurutnya, banyak pihak menilai AN belum memadai sebagai sebuah sistem evaluasi.
"Misalnya waktu kami ketemu dengan tim seleksi nasional masuk perguruan tinggi. Mereka memerlukan hasil belajar yang sifatnya individual," ujarnya.
Melihat sejumlah hal tersebut, Kemendikdasmen mengadakan kajian terhadap sistem evalusi pendidikan. "Karena itu maka kami sudah mengkaji semua pengalaman sejarah itu termasuk kekhawatiran masyarakat," ucapnya.