Beranda Kolom Melihat Indonesia dari Perempuan

Melihat Indonesia dari Perempuan

0
Melihat Indonesia dari Perempuan

Dee di atas, adalah salah satu perempuan pengarang yang layak disebut. Melalui novel Supernova, Putri dan Bintang Jatuh, menyongsong kemapanan sastra adiluhung, ia semacam ikon baru tentang sastra yang ngepop. Kemunculannya menjadi fenomena dalam kesastraan Indonesia. Menerbitkan antologi pertamanya Filosofi Kopi yang merupakan kumpulan karyanya. Filosofi Kopi berhasil menjadi karya sastra terbaik 2006 dan menjadi 5 besar khatulistiwa literary award. Perahu Kertas, satu fiksi populernya dengan segmen mengarah ke remaja dewasa, barangkali adalah salah satu karya yang paling laris.

Dee sejarah yang anomali, auratiknya sebagai pesohor diimbangi ketangkasannya dalam menulis dan menggarap tematik fiksi ilmiah berlatar sosiologi yang menjadi semacam magnet antusiasme kalangan remaja untuk membaca bahkan menggeluti sastra. Petualangan intelektual menerabas segala sekat disipliner mitos religi dan fiksi, menohok rezim patriarki kesastraan yang sekian lama mendominasi.

Wajar saja dalam artikel, "Bayang-bayang Perempuan Pengarang" (Kompas, 7/03/2014). Sapardi Djoko Damono agak bernada provokatif berujar bahwa masa depan novel Indonesia berada di tangan perempuan.

Christine Hakim yang telah mengharumkan Indonesia dengan seni peran. Ia menghidupkan atau merekonstruksi kembali sejarah Cut Nyak Dien pada imaji generasi Biru hari ini. Penghayatan perannya yang luar biasa seakan begitu nyata menampilkan sosok tinggi sang pahlawan sebagai patrio yang pantang menyerah.

  • Tags

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Teratas

Berita Terkait
Berita Terkait