Beranda Kesehatan Kualitas Tidur Berpengaruh Pada Kesehatan Otak dan Risiko Demensia

Kualitas Tidur Berpengaruh Pada Kesehatan Otak dan Risiko Demensia

Kualitas tidur sangat berpengaruh pada kesehatan otak dan risiko demensia menurut para peneliti.

0
Istimewa

Menurut profesor madya dari School of Psychological Sciences di Monash University, Australia, Matthew Pase, tidur lelap dan tidur REM membantu otak "menyembuhkan dirinya sendiri" dari kelelahan dan stres serta mengonsolidasikan ingatan.

Dalam tidur nyenyak, otak mengatur metabolisme dan hormon serta bertindak sebagai "pembilas" otak, membersihkan zat-zat yang tidak berguna.

Sementara REM adalah saat otak memproses emosi dan informasi baru yang diperoleh saat terjaga.

Kedua fase tersebut memengaruhi risiko demensia dengan cara yang berbeda, menurut para ilmuwan.

Sebagai bagian dari proses pembilasan saat tidur lelap, otak mengeluarkan protein amiloid yang merupakan ciri khas Alzheimer.

Gangguan tidur yang terjadi selama bertahun-tahun dan pembilasan otak yang tidak tuntas, yang dikenal sebagai kegagalan glimfatik, dapat mempercepat timbulnya demensia menurut Dr. Maiken Nedergaard, seorang profesor neurologi di University of Rochester Medical Center yang meneliti sistem glimfatik.

Sebuah studi tahun 2017 yang melibatkan lebih dari 300 orang berusia di atas 60 tahun menemukan bahwa durasi tidur REM malam yang lebih pendek dan waktu yang lebih lama untuk mencapai fase REM dalam setiap siklus tidur merupakan prediktor demensia di kemudian hari.

Menurut Dr. Pase, yang ikut menulis studi, hal itu bisa jadi karena REM "sangat penting" untuk menyimpan dan memproses ingatan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Teratas

Berita Terkait
Berita Terkait