Pekan lalu, seorang pejabat Uni Emirat Arab menyampaikan surat dari Trump kepada Iran yang berisi usulan pembicaraan nuklir. Namun, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak proposal tersebut, menyebutnya sebagai "tipu daya" dari Washington.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan pada Senin bahwa Teheran akan merespons surat tersebut setelah melakukan "pengkajian penuh".
Adapun kelompok Houthi mengeklaim bahwa serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza, yang saat ini menjadi sasaran serangan Israel. Namun, Amerika Serikat dan sekutunya mengecam tindakan Houthi sebagai ancaman besar terhadap perdagangan global.
Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, pada Minggu menegaskan bahwa kelompoknya akan terus menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah selama serangan AS terhadap Yaman berlanjut.
"Kami tidak akan berhenti membalas agresi AS. Setiap serangan yang mereka lakukan akan mendapatkan tanggapan dari kami," ujar Abdul Malik al-Houthi dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
Di bawah kepemimpinan Abdul Malik al-Houthi, kelompok yang awalnya merupakan gerakan pemberontakan kecil ini telah berkembang menjadi kekuatan militer dengan puluhan ribu pejuang dan persenjataan canggih, termasuk drone bersenjata dan rudal balistik.
Arab Saudi dan negara-negara Barat menuduh Iran memasok senjata kepada Houthi, meskipun Teheran membantah tuduhan tersebut.