Dan hal yang sama juga akan dilakukan oleh Rismon Sianipar. Jika Rismon takut pasti dia akan memilih akan tetap di luar negeri untuk tetap menjadi konsultan digital forensik Internasional dengan bayaran miliaran per tahun, keliling dunia dengan istri tercintanya, melanjutkan petulangan travelling yang sangat menyenangkan, tanpa memikirkan carut marut gaduh dan jahatnya hukum di Indonesia.
"Tetapi dia tergerak untuk pulang. Tergetar dengan sebuah keganjilan ijazah yang secara kebetulan dia temukan, skripsi aneh yang mengusik jiwa penelitinya, yang keduanya dia temukan di almamater yang sangat dia cintai," kata Dokter Tifa.
Sementara bila Roy Suryo penakut, maka dia akan melanjutkan hobi fotografi dan penelitian telematika yang menjadi kemampuannya sambil berkeliling dari kota ke kota dengan koleksi mobil-mobil tuanya yang legendaris.
"Tetapi dia tergelitik melihat ijazah dan berbagai foto-foto seseorang yang berserakan di internet. Kok aneh secara fotografi dan telematika, maka di sela-sela waktunya mengajar, fotografi, merawat mobil-mobil dan 20 ekor kucing-kucing eksotisnya, dan terperanjat ketika makin lama jejak kepalsuan dari dokumen dan foto-foto itu makin terbongkar dengan keahliannya," kata Dokter Tifa.
Dokter Tifa melanjutkan, apabila hatinya tidak jahat dan kejam, maka ketika Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Raharja atau Gus Nur bertanya tentang ijazah, tinggal dia tunjukkan saja ijazah, dan masalah pun selesai.
"Seakan tidak cukup, ketika kami bertiga bertanya tentang ijazah, hatinya yang jahat dan kejam, ingin membungkam kami dengan memenjarakan kami!" kata Dokter Tifa.
"Apakah kami takut?" sambungnya.
Buktinya, kata Dokter Tifa, hingga kini dirinya bersama Rismon Sianipar dan Roy Suryo terus melanjutkan penelitian tentang ijazah yang meragukan. "Jadi, orang orang picik dan kusam pikiran saja yang mengira kami takut kalian bikin meme seperti ini!" ujarnya.
Dokter Tifa: Kami Tidak Takut Dipenjara
Menurutnya jika dia takut untuk mengungkap kebenaran soal ijazah Jokowi, sejak awal dirinya akan memilih melakukan observasi terkait persoalan epidemiologi yang terjadi di lapangan dan desa desa.