SHARE

istimewa

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian BUMN menugaskan Perum Bulog untuk memasok 30.000 ton jagung pakan kepada peternak rakyat dengan harga yang sesuai dengan Harga Acuan Pemerintah (HAP) yaitu Rp4.500 per kg. Hal ini menyusul protes seorang peternak dengan poster berisi keluhan tingginya harga jagung di pasaran.

Sementara itu Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara Alvino Antonio mengatakan masalah pakan unggas bukan karena jagungnya tidak ada, tapi harga jagungnya mahal. Harga yang beredar di pasar tidak sesuai dengan harga acuan Permendag No 7 Tahun 2020 yaitu Rp4.500 per kg. Alvino dan peternak mempertanyakan surplus jagung yang tak selaras dengan harga di pasar yang tetap tinggi.

“Ditambah lagi peternak rakyat rugi karena harga jual telur nya di kandang sekitar Rp14.500-Rp15.000 per kg, sedangkan HPP mereka karena harga jagung di kisaran Rp6.000-Rp6.200 per kg, kemudian HPP peternak rakyat di Rp21.000 per kg, jadi peternak menanggung kerugian antara Rp6.000-Rp7.000 per kg,” ujarnya.

Peternak, akhirnya menerima jagung dari mana saja asalkan harganya sesuai dengan acuan Permendag yaitu Rp4.500 per kg. Ia mengatakan, aksi buang jagung oleh petani seperti di NTB sudah sering terjadi.

"Pemerintah saat ini belum ada impor jagung, kemarin info dari Kementan jagung lokal surplus sekitar 2,3 juta ton, oleh karena itu dipertanyakan kalau surplus kenapa harga jagung Rp6.200 per kilogram," katanya.

Sebelumnya pada acara panen jagung nusantara yang digelar di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, produksi jagung nasional pada 2021 diperkirakan over stok 2,85 juta ton.

Halaman :
Tags
SHARE