SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM -Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan tantangan dan peluang bagi industri asuransi syariah nasional ke depan, di tengah pemberlakuan ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), yang bertujuan menghilangkan pembatasan perdagangan jasa di antara negara-negara ASEAN.

"Di satu sisi, industri asuransi syariah dalam negeri semakin dituntut untuk berkompetisi menghadapi masuknya pesaing dari luar. Di sisi lain, kondisi ini juga meningkatkan prospek industri asuransi syariah Indonesia dalam memperluas pasar ke negara-negara ASEAN," kata Wapres dalam acara Tahniah Milad ke-19 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) bertema “Harmonisasi Nusantara Memajukan Asuransi Syariah” di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, kemampuan penetrasi pasar bergantung pada kapasitas industri. Industri asuransi syariah nasional seyogyanya dapat memanfaatkan momentum dengan terus mempersiapkan diri, menjadi lebih kompetitif dan efisien, sehingga mampu bersaing, dan memimpin pasar asuransi syariah di tingkat regional.

Sebagai upaya mendukung pencapaian tersebut, Ma'ruf meminta AASI terus mendorong literasi keuangan syariah masyarakat terutama asuransi syariah, mengoptimalkan teknologi digital untuk memperkuat asuransi syariah Indonesia, serta menciptakan produk-produk menarik untuk generasi produktif Indonesia.

Selain itu AASI diminta meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM di bidang keuangan/asuransi syariah, serta mengambil peranan aktif guna mendukung pelaku UMKM, baik dari sisi proteksi usaha maupun literasi.

"Asuransi syariah juga dapat mendorong inklusi keuangan syariah dengan menyasar pasar besar penduduk kelas menengah ke bawah lewat produk asuransi mikro. Sudah terbukti banyak industri yang sukses bermain di tataran produk mikro, sehingga perlu dibuat inovasi produk mikro dengan sistem pembayaran yang meringankan dan terjangkau," jelasnya.

Dengan demikian, kata dia, asuransi syariah dapat bermain di pasar yang tepat karena memiliki produk yang tidak banyak ditawarkan asuransi konvensional.