SHARE

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

CARAPANDANG - Pemerintah  bekerja keras dalam menghadapi penyebaran varian Omicron di Indonesia. Persiapan yang dilakukan salah satunya adalah dengan menyiapkan 80 ribu tempat tidur di berbagai rumah sakit untuk penanganan pasien Covid-19. 

"Rumah sakit kita sudah siap untuk 80 ribu bed, sudah terisi 5.000. Jadi masih ada room dan itu masih dinaikkan kembali menjadi 150 ribu tempat tidur. Untuk oksigen, obat-obatan dan tenaga kesehatan disiapkan dan mudah-mudahan tidak dibutuhkan karena kami berharap yang masuk RS akan lebih rendah," kata  Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (24/1).

Menkes menyampaikan hal tersebut usai menghadiri rapat terbatas Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan melalui sambungan konferensi video.

Menkes mengatakan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan ketersediaan obat bagi pasien Covid-19. 

"Untuk kesiapan obat kita ada stok  400 ribu (tablet) molnupiravir dan sedang perjalanan 400 ribu (tablet) impor lagi dan segera disebar ke seluruh apotik, sehingga bisa diambil di apotik, rumah sakit dan ada antivirus avifavir yang terbukti efektif dan sudah digunakan, ada 20 juta dosis tablet," jelasnya. 

Terkait dengan kasus Covid-19 dengan varian omicron di Indonesia,  Menkes mengatakan bahwa meski jumlah terkonfirmasi positif akan bertambah, tapi tingkat kematian akan lebih rendah dibanding dengan penyebaran varian delta.

"Dari 1.600 kasus terkonfirmasi yang dirawat karena terkena omicron, yang membutuhkan oksigen hanya sekitar 20-an (pasien) dan yang wafat dua orang. Ini masih jauh sangat rendah dibanding kasus delta. Jadi apa yang perlu dilakukan? Tidak perlu panik, tapi harus terus waspada dan hati-hati karena penularan sedang tinggi, tidak perlu panik karena kebutuhan dirawat di RS dan kematian rendah," ucap Budi Gunadi.

Menkes juga meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan mengurangi datang ke kerumunan.

"Karena kasus semakin banyak, tidak semua akan dilakukan genome sequencing. Genome sequencing lebih kami arahkan untuk menganalisisa pola penyebaran kasus omicron, dan kami akan menggunakan PCR dan PCR SGTF yang bisa mendeteksi omicron yang sudah kami distribusikan ke daerah-daerah," ujar Budi.

Tags
SHARE