CARAPANDANG - Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf menekankan pentingnya empati sosial bagi kepala sekolah rakyat. Hal itu disampaikan saat membuka retret tahap dua di Pusdiklatbangprof Kemensos, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Acara diikuti oleh 47 kepala sekolah rakyat dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka mengikuti pelatihan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan dan pemahaman sosial.
Mensos meminta agar para kepala sekolah tidak hanya hadir secara fisik. Namun juga hadir secara emosional bagi siswa dan lingkungan sekitar.
"Kami harapkan Bapak Sekolah memiliki empati sosial, dimana ini adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain. Termasuk memahami perasaan, pikiran, dan perspektif mereka, serta bagaimana konversi sosial yang mau dilakukan," ucapnya.
Empati sosial berarti memahami perasaan, pikiran, dan kondisi yang dialami orang lain. Kepala sekolah diminta memahami latar belakang siswa, guru, dan masyarakat.
Menurut Mensos, siswa dari sekolah rakyat memiliki keragaman perilaku dan kondisi ekonomi. Karena itu, pendekatan yang digunakan harus menyesuaikan setiap individu.
Ia mencontohkan, sebagian besar siswa berada di kelompok 10 persen termiskin. Kondisi ini perlu dipahami dengan pendekatan yang manusiawi dan inklusif.
Selain itu, kepala sekolah juga harus mampu membawa perubahan positif. Kepemimpinan bukan hanya soal jabatan, tapi soal menggerakkan dan memberdayakan.