"Kemenangan Trump mengujinya untuk menerjemahkan pernyataannya bahwa ia dapat menghentikan perang dalam hitungan jam," tambahnya menanggapi pidato kemenangan Trump.
Sementara itu, dalam keterangan terbaru, Hamas juga memberi pernyataan lain terkait Trump. Di mana mereka akan menilai pemerintahan Trump berdasarkan tindakan dan kebijakannya terhadap Palestina.
"Posisi kami terhadap pemerintahan baru AS bergantung pada posisi dan perilaku praktisnya terhadap rakyat Palestina, hak-hak mereka yang sah, dan tujuan mereka yang benar," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan dikutip AFP.
Hizbullah
Hizbullah skeptis dengan terpilihnya Trump. Hizbullah mengatakan bahwa hasil pemilihan presiden AS tidak akan berdampak pada kemungkinan kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang Israel-Hizbullah.
Pemimpinnya Naim Qassem salah satunya. Di mana, ia mengatakan hasil pemilu tidak akan berpengaruh pada perang di Lebanon, menyebut puluhan ribu pasukannya siap melawan Israel.
"Kami memiliki puluhan ribu pejuang perlawanan terlatih yang siap berperang," kata Qassem dalam pidato di televisi yang menandai 40 hari sejak pendahulunya Hassan Nasrallah terbunuh dalam serangan, dilansir AFP.
"Kami tidak mendasarkan harapan kami untuk penghentian agresi pada perkembangan politik. Apakah (Kamala) Harris menang atau (Donald) Trump menang, itu tidak berarti apa-apa bagi kami," tegasnya lagi dalam pidato yang direkam sebelumnya.